Revitalisasi penyuluhan pertanian

Revitalisasi Penyuluhan Pertanian

(1) Rekayasa Ulang

Mengahadapi beragam tantangan sebagaimana di kemu-kakan di atas, banyak pihak telah mengajukan rumusan pemecahan atau solusinya.
Menghadapi 8 tantangan generik yang dikemukakan, Feder. et al (2001) menawarkan solusinya sebagai berikut:

a) Pengembangan manajemen penyuluhan, melalui modifikasi dan mengoreksi kelemahan-kelemahan sistem-kerja Latihan dan Kunjungan (LAKU) yang terbukti mampu meningkatkan mutu penyuluhan dan profesionalisme penyuluhnya, agar:

1) dilaksanakan dengan lebih partisipatip
2) penyesuaian jadwal LAKU, baik yang menyangkut kunjungan ke petani maupun pelatihan dan supervisi terhadap penyuluh.
3) lebih banyak memanfaatkan penyuluh sukarela, dan atau penyuluh yang diangkat dan dibiayai oleh kelom-pok-tani..
4) lebih banyak memanfaatkan media-masa untuk men-dukung kegiatan LAKU.
5) mempererat jalinan keterkaitan penyuluh dengan peneliti dan stakeholders maupun sumber-sumber informasi yang lain
6) mengintensifkan kegiatan supervisi yang lebih bersifat peme-cahan masalah dibanding “pengawasan”

b) Desentralisasi penyuluhan, yang tidak sekadar merupakan pelim-pahan wewenang penyuluhan kepada pemerintah daerah dan masyarakat lokal, tetapi juga memberikan alokasi anggaran yang lebih besar kepada daerah, serta kewenangan untuk mengem-bangkan sistem penyuluhannya sendiri.

c) Fokus kepada pengembangan sentra-sentra komoditi-unggulan, yang memiliki nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi.

d) Pembayaran “biaya penyuluhan” oleh penerima manfaat, untuk mempercepat pengembalian investasi penyuluhan.

e) Keragaman kelembagaan melalui mobilisasi pelaku-pelaku lain. Seperti: LSM, Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi, Produsen, Pelaku Bisnis, dll.

f) Pendekatan pemberdayaan dan partisipatip, untuk mengembang-kan swadaya dan kemandirian masyarakat.

g) Privatisasi secara bertahap, sejak dari kerjasama, kontrak-kegiat-an penyuluhan, sampai dengan menyerahkan sepenuhnya kegiat-an penyuluhan dari pemerintah kepada pihak swasta/LSM.

h) Pengembangan jejaring yang memungkinkan masyarakat dapat berinteraksi dan memanfaatkan media yang tepat, seperti:

1) penyadaran melalui media masa dan pertunjukan yang populer.
2) penumbuhan minat melalui pertemuan kelompok, kelompen-capir, dan pertemuan-lapang.
3) kegiatan penilaian melalui demonstrasi-cara dan hasil
4) mendorong uji-coba, melalui kunjungan, pertukaran-petani, pengujian lokal dan demonstrasi
5) layanan bagi adopter, melalui perlombaan, pemberian peng-hargaan, pengakuan, dll.

Tinggalkan komentar