Kisah Si Topi Kupluk dan Sepatu Teplek

Kisah Si Topi Kupluk dan Sepatu Teplek

By : Sayu Yunida

 

Priiiittttt….Priiiiiiiittttttt…..Priiiiiiiiiiiittttttttt”, terdengar suara pluit tukang parkir yang sedang berusaha mengarahkan mobil pick up memasuki area parkir.

Begitu jelas terlihat box-box besar berjejer rapi di atas mobil pick up. Tali tambang terbentang saling melintang membentuk ikatan kuat agar box tidak bergeser dari posisinya. Entah apa isinya, tapi yang pasti box-box tersebut langsung diserbu para tukang panggul yang sudah terbiasa menurunkan barang berat ke tempat yang sudah ditunjuk oleh Sang Pemilik Barang.

Terdengar suara gemerisik dari dalam box yang masih tertutup rapat. Ternyata Toto “Si Topi Kupluk” dan Tutu “Si Sepatu Teplek” sedang asyik bercakap-cakap.

Hai Toto, sejak kapan kamu ada di dalam box ini?”, tanya Tutu ingin tahu.

Mmmmm, kurang lebih sejak dua bulan lalu. Sepertinya di pasar ini bentuk topi kayak aku sudah jarang diminati”, jawab Toto dengan wajah sedih.

Cukup lama juga ya, To. Kebetulan bentukku sepatu teplek tanpa high heels dengan model terbaru. Pak Boim baru saja membeliku dari pabrik yang ada di Tasikmalaya”, jelas Tutu mengenai asal usulnya.

Waaaah, jauh juga ya asalmu dari Tasikmalaya. Pasti sepatu sepertimu akan cepat dibeli orang. Beda dengan aku yang sudah lusuh karena sering ditumpuk-tumpuk dan pindah tempat”, kata Toto dengan nada putus asa.

Jangan begitu Toto, suatu saat nanti pasti akan ada orang yang benar-benar butuh kamu. Kamu akan bermanfaat bagi orang tersebut dan tentunya kamu juga akan dirawat dengan sepenuh hati”, ungkap Tutu memberi semangat kepada Toto.

Iya yah, daripada aku mikirin kapan aku bisa bebas dari box ini, mending aku nikmati kebersamaan ini denganmu Tutu. Kalau kamu sudah pindah dari box ini, jangan lupain aku ya. Kamu adalah sahabat terbaikku yang selalu memberikanku semangat”, pinta Toto kepada Tutu dengan wajah yang kembali ceria.

Naaah, gitu dong Toto. Kalau kamu ceria, kan pembeli jadi cepat datang dan siapa tahu pembeli akan senang memilihmu. Keep Smileeee !!”, goda Tutu kepada Toto dengan senyum lebarnya.

Sssssttt, ada pembeli yang datang! Ayo tunjukkan wajah ceriamu Toto!”, pinta Tutu kepada Toto dengan semangat pantang menyerah.

Siaaaaaap!!!”, jawab Toto dengan suara pelan agar tidak terdengar oleh pak Boim dan pembeli yang datang menghampiri.

Pak, ada topi yang buat ke gunung?”, tanya pembeli kepada pak Boim sambil melihat-lihat isi box yang berisi beraneka macam topi.

Mmmm….tunggu sebentar ya Nak, Bapak akan carikan!”, pinta pak Boim kepada pembeli agar sabar menunggu.

Ayo pilih aku pak Boim. Aku adalah Si Topi Kupluk yang sering dipakai orang kalau pergi ke puncak atau ke gunung atau ke tempat-tempat yang berudara dingin”, kata Toto dalam hati dengan penuh harap.

Selesai mengucap harapannya, secara tiba-tiba tangan pak Boim merengkuh tubuh Toto yang lusuh karena sudah berpuluh-puluh hari berada di box yang penuh dengan aneka macam topi.

Kebetulan hanya ini satu-satunya topi kupluk yang masih ada, Nak”, kata pak Boim menjelaskan kepada pembeli.

Boleh saya coba Pak?”, tanya pembeli kepada pak Boim.

Silakan Nak!”, jawab pak Boim kepada pembeli dengan ramah.

Sambil melihat dari cermin pembeli tersebut memakai topi kupluk dengan berbagai gaya. Toto pun senang bukan kepalang melihat Sang Pembeli tampak trendi dengan tubuh bulatnya yang hinggap di kepala Sang Pembeli.

Berapa Pak?”, tanya pembeli dengan singkat.

Dua puluh lima ribu, Nak”, jawab pak Boim sambil merapikan barang dagangannya yang lain.

Oooh, Bapak jualan sepatu juga?”, tanya pembeli dengan antusias.

Iya Nak, ada sepatu olahraga, sepatu high heels hingga sepatu teplek. Naaah, yang ini model sepatu teplek terbaru asli dari Tasik harganya cukup lima puluh ribu saja”, jelas pak Boim mempromosikan barang dagangannya.

Nomor 38 ada Pak?”, tanya pembeli.

Yup, ini Nak sepatu teplek nomor 38. Boleh dicoba dulu kok”, jelas pak Boim sambil menyodorkan sepatu teplek warna cokelat muda ke pembeli.

Ya, aku suka Pak warnanya serasi dengan topi kupluk di kepalaku”, kata pembeli bangga.

Jadi berapa Pak totalnya?”, tanya pembeli sambil mengeluarkan dompet dari dalam tas mungilnya.

Topi kupluk, dua puluh lima ribu. Sepatu teplek, lima puluh ribu. Jadi totalnya tujuh puluh lima ribu”, jawab pak Boim dengan rinci.

Ini Pak uangnya, tujuh puluh lima ribu rupiah”, kata pembeli sambil menyerahkan uang pas ke pak Boim.

Oke, terima kasih, semoga bisa jadi langganan terus ya Nak!”, kata pak Boim penuh harap kepada pembeli.

Siiip, Insya Alloh. Sama-sama Pak. Terima kasih”, jawab pembeli diiringi dengan senyum dan langkah yang kian lama kian menjauh meninggalkan pak Boim beserta box-box kesayangannya.

Dengan senang hati pembeli langsung memakai topi kupluk dan sepatu teplek sambil bersenandung ria. Dengan senang hati pula Toto akhirnya dapat menghirup udara bebas dan berkeliling bersama Tutu menemani Sang Empunya bepergian.

Kini, Toto dan Tutu bersama-sama mengabdikan diri agar dapat bermanfaat bagi manusia. Bahagianya Toto dan Tutu berada di tangan majikannya yang sekarang, karena Sang Majikan merawat dan memanfaatkan mereka dengan sebaik-baiknya sesuai harapan Toto dan Tutu waktu itu

Tinggalkan komentar